1. Majas perbandingan
- Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan
atau penggambaran.
- Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan
karena sudah dikenal.
- Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang
dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
- Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis
dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
- Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau
bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
- Sinestesia: Metafora berupa ungkapan yang berhubungan
dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.
- Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau
nama diri lain sebagai nama jenis.
- Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau
pekerjaan orang.
- Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk
benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
- Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang
dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
- Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan
tujuan merendahkan diri.
- Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan
sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
- Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda
mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.
- Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan
benda-benda mati atau tidak bernyawa.
- Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk
menunjukkan keseluruhan objek.
- Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal
yang dimaksud hanya sebagian.
- Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu
atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap
halus.
- Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang
dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
- Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia
yang dapat berpikir dan bertutur kata.
- Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan
atau disamarkan dalam cerita.
- Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti
ungkapan yang lebih pendek.
- Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau
pranata.
- Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol
atau lambang untuk menyatakan maksud.
2. Majas sindiran
- Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang
sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
- Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
- Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau
ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
- Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau
parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
- Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta
sesungguhnya.
3. Majas penegasan
- Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal
yang ditegaskan.
- Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang
sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama
dalam suatu kalimat.
- Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam
kata atau bagian kata yang berlainan.
- Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara
berurutan.
- Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata,
frase, atau klausa yang sejajar.
- Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan
sinonimnya.
- Sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
- Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama,
tetapi dengan makna yang berlainan.
- Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara
berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal
yang kompleks/lebih penting.
- Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara
berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang
sederhana/kurang penting.
- Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam
suatu kalimat sebelum subjeknya.
- Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah
terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
- Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat,
yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
- Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang
dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang
sesungguhnya.
- Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana,
dihubungkan dengan kata penghubung.
- Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa
kata penghubung.
- Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan
di antara unsur-unsur kalimat.
- Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata
seru.
- Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian
demi bagian suatu keseluruhan.
- Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara
menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
- Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
- Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata
lain yang berdampingan dalam kalimat.
- Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih
dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi
sintaksis.
- Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak
logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga
menjadi kalimat yang rancu.
4. Majas pertentangan
- Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang
seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
- Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
- Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata
yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
a. Metonimia
Adalah majas yang memakia nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut nama pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh.
Dan potret-potret pahlawan
Mengusap-usapkaren tua
Baby mortir buatan sendiri
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Contoh.
Lewat gardu Belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin ngubur ibunya
Adalah majas yang memakia nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut nama pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh.
Dan potret-potret pahlawan
Mengusap-usapkaren tua
Baby mortir buatan sendiri
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Contoh.
Lewat gardu Belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin ngubur ibunya
c. Alusio
Adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh.
Hari 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
d. Elipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh :
Biarkan layang-layangnya terbang ke angkasa
Dan…hilang di balik awan
Adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh.
Hari 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
d. Elipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh :
Biarkan layang-layangnya terbang ke angkasa
Dan…hilang di balik awan
e. Inversi
Adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh:
Kuraba mitlaliur Jepang dari baja hitam
Adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh:
Kuraba mitlaliur Jepang dari baja hitam
1) Majas
Metafora : Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian
baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam
2) Majas Alegori : Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
....................................................................................
3) Majas Personifikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
....................................................................................
4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) : Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk
5) Majas Antilesis : Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba
6) Majas Hiperbola : Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
7) Majas Ironi : Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
8) Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
9) Majas Sinisme : Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal
10) Majas Oksimoron : Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
11) Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang
12) Majas Alusio : Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
13) Majas Eufemisme : Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan
14) Majas Elipsis : Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
15) Majas Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
16) Majas Pleonasme : Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
17) Majas Antiklimaks : Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa
18) Majas Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
19) Majas Retoris : Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
20) Majas Aliterasi : Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?
21) Majas Antanaklasis : Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
22) Majas Repetisi : Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
23) Majas Paralelisme : Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
24) Majas Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
25) Majas Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat
26) Majas Antonomasia : Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si
jangkung, Si kribo
27) Majas Tautologi : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya
2) Majas Alegori : Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
....................................................................................
3) Majas Personifikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
....................................................................................
4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) : Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk
5) Majas Antilesis : Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba
6) Majas Hiperbola : Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
7) Majas Ironi : Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
8) Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
9) Majas Sinisme : Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal
10) Majas Oksimoron : Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
11) Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang
12) Majas Alusio : Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
13) Majas Eufemisme : Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan
14) Majas Elipsis : Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
15) Majas Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
16) Majas Pleonasme : Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
17) Majas Antiklimaks : Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa
18) Majas Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
19) Majas Retoris : Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
20) Majas Aliterasi : Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?
21) Majas Antanaklasis : Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
22) Majas Repetisi : Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
23) Majas Paralelisme : Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
24) Majas Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
25) Majas Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat
26) Majas Antonomasia : Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si
jangkung, Si kribo
27) Majas Tautologi : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya